Gambaran Bumi

Bumi merupakan planet ketiga yang terdekat dari Matahari dalam sistem tatasurya Bimasakti. Bumi memiliki satu satelit alami, yaitu Bulan. Bumi merupakan tempat hidup semua organisme yang kita kenal sekarang. Bumi memiliki jari-jari sebesar 6,37 × 10*6  m (diameternya sekitar 12.756 km) dan massa kurang lebih 5,97 × 10*24  kg.
Bumi mengorbit Matahari dalam lintasan elips dengan jarak rata-rata dari Matahari 149.500.000 km. Karena lintasan elips ini, jarak Matahari dan Bumi selalu berubah. Perbedaan jarak Bumi di titik perihelion (titik terdekat) dengan titik aphelion (titik terjauh) adalah 5 juta km (3,3%).
Bumi mulai terbentuk lebih dari 4 sampai 5 milyar tahun silam. Secara bertahap, lapisan kulit Bumi dan atmosfer terbentuk. Setelah terbukti Bumi bergerak mengelilingi Matahari, para ilmuwan mengetahui dari mana harus memulai perhitungannya. Untuk mengetahui umur Bumi, mereka harus mengetahui bagaimana awal terbentuknya Matahari dan palanet-planet lainnya. Tetapi belum ada yang tahu secara pasti bagaimana pembentukan Matahari dan planet-planet, termasuk Bumi. Banyak teori yang menyatakan pendapat tentang ini. Penalaran yang paling ilmiah tentang proses terbentuknya Bumi yaitu planet Bumi pada awalnya merupakan bola gas panas berukuran raksasa yang mengalami pendinginan dan menjadi sebuah planet. Lautan zat-zat kimia yang larut menutupi daratan, dan udara merupakan atmosfir dari berbagai gas. Atmosfir tersebut diperkirakan terdiri dari awan-awan gas yang selalu berputar, yang kemungkinan besar menimbulkan badai-badai listrik raksasa. Gas-gas beracun di atmosfir Bumi saat itu saling bereaksi, sehingga terbentuklah oksigen yang memicu permulaan kehidupan di Bumi.
Sekitar 225 juta tahun yang lalu semua massa dartan dunia masih bersatu sebagai satu benua yang disebut Pangaea, dan dikelilingi oleh satu lautan yaitu Panthalassa. Karena pelengkungan yang sekarang dikenal sebagai proses tektonik lempeng, pergeseran lapisan kulit Bumi meretakkan Pangaea menjadi bagian-bagian yang lebih kecil pada sekitar pertengahan periode Mesozoik. Selanjutnya bagian-bagian yang lebih kecil ini terus mengalami pergeseran di permukaan Bumi sehingga akhirnya tersusun menjadi benua-benua yang kita kenal sekarang. Namun demikian, ada teori-teori yang memperkirakan bahwa beberapa lempeng yang bergerak di permukaan Bumi ketika itu terbentuk karena aktivitas vulkanik. Berbagai petunjuk tentang pergerakan permukaan dapat ditemukan di benua-benua saat ini dalam batu-batuan, fosil-fosil, dan struktur-struktur yang telah berumur lebih dari 200 juta tahun.
Untuk menentukan posisi atau koordinat suatu daerah di Bumi dengan tepat, maka Bumi dibagi-bagi oleh garis-garis khayal yang disebut garis bujur dan garis lintang.
a.      Garis Bujur
Garis-garis khayal yang membagi Bumu dengan membujur dari kutub utara ke kutub selatan dinamakan garis bujur. Garis bujur 0°  berada di Greenwich, Inggris. Garis bujur di sebelah barat bujur nol ini dinamakan bujur barat dan daerahnya dinamakan belahan Bumi barat. Sedangkan garis bujur di sebelah timurnya dinamakan bujur timur, daerahnya dinamakan belahan Bumi timur.
b.      Garis Lintang
Garis-garis khayal yang membagi Bumi dengan melintang dari timur ke barat disebut dengan garis lintang. Garis lintang 0°  yang membagi Bumi tepat menjadi duadisebut garis equator atau garis khatulistiwa. Negara-negara yang dilewati garis ini antara lain Indonesia dan Brazil. Garis di atas garis equator dikenal dengan lintang utara, daerahnya disebut belahan Bumi utara. Sedangkan garis di bawah garis equator dikenal dengan lintang selatan, daerahnya disebut belahan Bumi selatan. 
Bumi bergerak berputar pada porosnya, disebut dengan gerak rotasi. Poros putar Bumi merupakan garis lurus yang menghubungkan kutub utara Bumi dengan kutub selatan Bumi. Perputaran Bumi tidak tegak lurus terhadap bidang orbit revolusi Bumi, tetapi membentuk sudut 23,5°  terhadap   tegak lurus. Arah garis poros Bumi selalu tetap. Jika dibuat perpanjangan garis ini dengan arah dari kutub selatan ke kutub utara, selalu menuju ke arah bintang Utara atau Polaris sehingga Polaris berguna sebagai penunjuk alami ke arah utara.
Pengaruh rotasi Bumi terhadap kehidupan di Bumi antara lain:
  • Pergantian Siang dan Malam
Bumi berotasi sekali dalam sehari. Bumi berotasi dari arah barat menuju ke timur. Akibatnya, Matahari tampak bergerak (terbit) dari timur menuju (tenggelam) ke barat. Waktu rotasi Bumi mendekati 24 jam. Akibat rotasi, kita di Bumi merasakan perbedaan waktu serta pergantian siang dan malam. Cahaya matahari menyapu permukaan Bumi tidak di satu tempat terus-menerus, tetapi bergantian. Sebagian daerah yang terkena cahaya matahari mengalami siang dan bagian yang tidak terkena cahaya matahari mengalami malam.      
  •  Malam Hari yang Tidak Sama
Rotasi Bumi yang tidak tegak lurus terhadap bidang orbit revolusi menyebabkan pada satu waktu, antara belahan Bumi utara dan selatan, satu belahan Bumi menjadi lebih condong ke matahari daripada belahan Bumi yang lain. Pengecualian terjadi ketika tanggal 21 atau 22 Maret dan 22 atau 23 September, antara belahan Bumi utara dengan selatan tidak ada yang lebih condong ke Matahari, peristiwa ini dikenal dengan sebagai equinox. Akibat belahan Bumi yang lebih condong ini, sinar matahari yang sampai ke belahan Bumi satu tidak sama dengan belahan Bumi yang lain. Belahan Bumi yang condong ke Matahari mendapatkan sinar lebih banyak daripada belahan Bumi lainnya. Rotasi yang dilakukan Bumi membuat satu daerah dari tempat terang (terkena sinar Matahari) ke tempat gelap (tidak terkena sinar Matahari) dalam waktu yang tidak sama dengan daerah lainnya. Akibatnya, belahan Bumi yang condong ke Matahari mengalami siang hari lebih lama daripada belahan Bumi lainnya. Semakin ke kutub, semakin lama siang hari yang terjadi. Bahkan tepat di kutub yang condong ke Matahari terjadi siang hari terus-menerus selama bulan-bulan tertentu. Hal ini karena rotasi yang dilakukan Bumi tidak membawa daerah tersebut menuju daerah gelap sehingga tetap terjadi siang. Di daerah dekat dengan kutub utara dan selatan, siang hari berlangsung selama beberapa bulan selama musim panas, dan malam hari berlangsung selama beberapa bulan di musim dingin. Perubahan siang dan malam di kutub bukan sebagai akibat rotasi Bumi, tetapi akibat revolusi Bumi. Revolusi membuat daerah yang condong ke Matahari berganti-ganti. Di daerah sekitar garis equator, perbedaan waktu siang dan malam tidak terlalu ekstrem karena letaknya di tengah sehingga rotasi Bumi membawa satu daerah di sini memiliki waktu yang relatif lama dari siang ke malam.
  • Patokan Waktu
Pergarakan Bumi ini sejak dahulu dijadikan patokan waktu. Waktu yang didasarkan pada rotasi Bumi dinamakan waktu universal. Satu hari dibagi atas 24 jam. Satu jam menjadi 60 menit, dan 1 menit menjadi 60 detik.
  • Zona Waktu
Daerah yang terkena sinar Matahari berubah karena Bumi terus menerus berputar. Akibatnya siang hari di satu tempat terjadi tidak bersamaan dengan tempat lain, atau timbul perbedaan waktu di setiap daerah. Untuk mengantisipasi kebingungan akibat perbedaan waktu ini, keseluruhan Bumi dibagi menjadi 24 zona waktu. Terdapat satu zona waktu untuk setiap jam dalam sehari. Zona waktu ini membentang dari kutub utara ke kutub selatan. Indonesia memiliki tiga zona waktu berbeda yang kita kenal sebagai Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), Waktu Indonesia Timur (WIT).

Comments

Popular Posts