KOMPETENSI KEPRIBADIAN, SOSIAL, DAN PROFESIONAL

MODUL 2
KOMPETENSI KEPRIBADIAN, SOSIAL, DAN PROFESIONAL GURU
Kegiatan Belajar 4
Hubungan Penguasaan Materi dan Kemampuan Mengajar
Kegiatan Belajar 5
Keputusan Situasional dan Transaksional

Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Kelas C

Oleh  :
Kelompok 4
1.    Maria Ulfa Cahyani                     110210102054       
2.    Viki Nurbaiti Muswahida            110210102071
3.    Anggraining Widiningtyas          110210102084

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Profesi Kependidikan yaitu tentang Modul 2 Kompetensi kepribadian, sosial, dan Profesional Guru. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada  Dra. Tjiptaning, M. Si  selaku dosen Profesi Kependidikan, orang tua kami yang telah mendukung kami, pihak - pihak yang menyediakan fasilitas dan teman - teman yang berperan dalam membantu terselesainya makalah ini.
Pembuatan makalah ini kami mengambil dari berbagai referensi sumber buku serta akses internet. Kami selaku penulis makalah ini bertujuan untuk: Pertama, pemenuhan tugas mata kuliah Profesi Kependidikan pada semester gasal. Kedua, mendiskusikan makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahuinya. Pada makalah ini akan membahas tentang Hubungan Penguasaan materi dan kemampuan mengajar serta Keputusan Situasional dan Transaksional.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan serta penyempurnaan lebih lanjut pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan.

                                                                                                  

                                                                                                   Hormat kami
                                                                                                                                                Penulis

         



DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………. …………………………………………………. . i
Kata pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang  ………………………………………………………. 1
1.2  Rumusan Masalah  …………………………………………………… 1
1.3  Tujuan  ……………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Hubungan Penguasaan materi dan kemampuan mengajar.................... 3
2. 2 Keputusan Situasional dan Transaksional............................................ 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar. Penguasaan materi seorang guru dilakukan dengan cara membaca buku - buku pelajaran. Kemampuan penguasaan materi mempunyai kaitan yang erat dengan kemampuan mengajar guru, semakim dalam penguasaan seorang guru dalam materi atau bahan ajar, maka dalam mengajar akan lebih berhasil jika ditopang oleh kemapuannya dalam menggunakan metode mengajar. Penguasaan bahan ajar dapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara melakukan pendekatan terhadap materi ajar. Guru yang menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi, senantiasa kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.
            Untuk mewujudkan seperangkat pengalaman belajar, seorang guru perlu mengambil keputusan -  keputusan tentang apa dan bagaimana pengalaman belajar yang dimaksud akan diwujudkan berdasarkan analisis – situasi antara lain: berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, bahn yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan para siswasehingga tersusun suatu rencana persiapan mengajar.
            Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis - situasi. Keputusan situasional diambil guru ketika menysun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pembelajaran.
Keputusan Transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang bekaitan dengan pelaksakan dari keputusan situasionl berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari interaksi guru dengan siswa dalam proses PBM yang berlangsung.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa Hubungan Penguasaan materi dan kemampuan mengajar?
2.      Apa dan bagaimana pelaksanaan Keputusan Situasional dan Transaksional yang dilakukan oleh guru dalam persiapan dan pelaksanaan mengajar di kelas?


1.3  Tujuan
1.      Mahasiswa mengetahui bahwa penguasaan materi menjadi landasan  seorang guru pokok untuk keterampilan mengajar.
2.      Mahasiswa dapat mengenal dan mampu menggunakan metode mengajar yang cocok digunakan oleh seorang guru.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan Keputusan Situasional dan Transaksional yang dilakukan oleh guru dalam persiapan dan pelaksanaan mengajar di kelas.


















BAB II
PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 4
HUBUNGAN PENGUASAAN MATERI DAN KEMAMPUAN MENGAJAR
Mutu pendidikan sedikit banyak bergantung pada keadaan gurunya. Guru adalah faktor penentu keberhasilan belajar di samping alat, fasilitas, sarana, dan kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat. Menyangkut faktor guru, banyak keterampilan yang harus dimilikinya, harus dikuasainya dengan baik agar proses pendidikannya menjadi penuh bermakna dan selalu relevan dengan tujuan dan bahan ajarannya.
Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk keterampilan mengajar. Penguasaan materi/bahan ajar dapat dibentuk dengan membaca buku – buku pelajaran.
A.    PENGUASAAN MATERI
            Salah satu komponen kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagai seorang profesional adalah menguasai bahan pelajaran serta konsep – konsep dasar keilmuannya (Depdikbud, 1980). Menurut Johnson (1980) penguasaan materi terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep – konsep dasar keilmuan dari bahan yang akan diajarkannya tersebut. Dengan demikian untuk menguasai materi pelajaran diperlukan penguasaan materinya itu sendiri.
            Ada dua cara memandang materi dan bahan ajar, yaitu pertama dari sudut isi bahan ajar, dan kedua dari sudut cara pengorganisasian bahan ajarnya.
            Dilihat dari sudut isi materi, bahan ajar dapat digolongkan ke dalam enam jenis seperti berikut:

1.      Fakta
Fakta adalah bahan yang isinya terdiri atas sejumlah fakta atau informasi yang kebenarannya tidak dapat diragukan lagi untuk diperdebatkan. Misalnya fakta bahwa air mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah, dan lain sebagainya.
2.      Konsep
Konsep adalah bahan bidang studi yang isinya berupa gagasan, ide, pendapat, teori atau dalil. Konsep bersifat abstrak, namun akan menjadi nyata jika diwujudkan dalam bentuk benda atau perbuatan. Misalnya konsep tentang bilangan bulat dan ganjil yang dilambangkan dalam angka 3, 5, 7, 9, dan seterusnya.
3.      Prinsip
Prinsip adalah tuntutan praktis bagi terselenggaranya perbuatan tertentu seperti dalam belajar dan mengajar. Bahan bidang studi prinsip merupakan bahan yang memberi landasan bagi terwujudnya suatu pebuatan yang diharapkan sehingga setiap tindakan yang dilakukan dapat dikontrol dengan baik. Contoh prinsip belajar dan mengajar.
4.      Keterampilan
Keterampilan terdiri dari keterampilan – keterampilan tertentu yang harus dikuasai, terutama yang menyangkut keterampilan motorik, seperti keterampilan mengetik, mengatur spasi, memukul bola, dan lari cepat. Bahan bidang studi keterampilan banyak terdapat dalam bidang studi kejuruan. Cara mempelajarinya pada umumnya dengan tugas dan latihan.
5.      Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah bahan bidang studi yang mengandung unsur pemecahan masalah. Misalnya dalam pelajaran IPA, seorang guru memberikan tugas kelompok kepada siswa – siswanya untuk membuat kesimpulan mengenaiu bagaimana cara untuk memanfaatkan sampah. Pokok bahasan ini dipelajari dengan metode pemecahan masalah. Peserta didik ditugasi untuk berpikir dan membuat, kemudian diakhiri oleh kesimpulan.
6.      Proses
Proses adalah bahan yang melukiskan proses terjadinya sesuatu seperti proses terjadinya perubahan warna, proses terjadinya hujan, proses pengendapan atau proses penguapan. Bahan bidang studi proses bersumber dari pengalaman. Cara mempelajarinya adalah dengan praktikum di laboratorium atau studi lapangan.

            Jenis bahan bidang studi berdasarkan cara pengorganisasiannya terbagi ke dalam empat jenis, yaitu:
1.      Bahan Bidang Studi Linier
Karakteristik bahan bidang studi linier disusun secara berurutan dari yang mudah kepada yang sulit atau dari yang sederhana kepada yang rumit (kompleks). Peran sistematiknya cukup tinggi, diajarkan secara barangsur – angsur sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Misalnya dalam pelajaran matematika, bahan tersebut disusun dari himpunan banda – benda nyata yang kemudian dilambangkan dalam bentuk bilangan.
2.      Bahan Bidang Studi Kumulatif
Bahan bidang studi ini tidak disusun dalam serangkaian tingkatan yang berseri seperti pada bidang studi linier. Pendekatan metodologisnya adalah child - centered, yaitu pengajaran itu seluruhnya berpusat pada kebutuhan, minat dan perhatian siswa. Bahan bidang studi ini akan berhasil diberikan mulai dari keseluruhan menuju kpada bagian - bagian. Metode pengajaran unit merupakan yang paling cocok untuk pelajaran ini.

3.      Bahan Bidang Studi Praktikal
Pendekatan untuk mempelajari bahan bidang studi praktikal adalah dengan drill atau pelatihan. Dapat pula cara menyajikannya dengan demontrasi, tugas dan resitasi. Peran metode demontrasi sangat besar. Pelajaran olahraga dan kesehatan, kesenian dan kejuruan banyak mengandung bahan bidang studi praktikal.

4.      Bahan Bidang Studi Eksperiensial
Bahan bidang studi ini erat kaitannya dengan bahan bidang studi praktikal, hanya di sini lebih menekankan unsur kreatifitas. Dalam mempelajari bahan bidang studi ini siswa diharapkan dapat mengembangkan kegiatannya dalam bentuk kreativitas, tdak perlu terikat oleh kebiasaan - kebiasaan tertentu. Bahan bidang studi eksperiensial tidak terbatas pada bidang studi keterampilan kejuruan, tetapi juga terdapt pada bidang studi IPA dan sejenisnya. Misalnya dalam pertanyaan apa yang dapat kita lakukan dengan sabut kelapa. Dari pokok bahasan ini akan keluar pikiran - pikiran yang dihubungkan kepada pengalaman, yaitu berupa hasil yang berasal dari sabut kelapa seperti keset, sapu, bahan bakar, bahkan sampai kepada aneka ragam hiasan. Pendekatan dalam mempelajari bahan bidang studi ini bersifat child - centered, yaitu bahwa seluruh kegiatan belajar mengajar berpusta pada minat dan perhatian siswa melalui penerapan prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA).

            Untuk memudahkan Anda dalam mengajarkan jenis materi ini, Anda perlu mengetahui bagaimana cara memilih bahan sesuai dengan perkembangannya. Adapun alasan pengembangan dalam pemilihan bahan ajar adalah sebagai berikut.
1.             Bahan bidang studi itu harus diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Cara memilihnya dilakukan dengan cermat dan mempergunakan kriteria tertentu.
2.             Bahan bidang studi yang tidak relevan dengan kebutuhan diganti dengan yang baru. Penggantian ini dilakukan atas dasar perkembangan pengetahuan dan teknologi. Bahan bidang studi itu bersifat fundamental dan terbaru.
3.             Bahan bidang studi yang semakin bertambah itu harus dipelajari melalui berbagai media komunikasi. Media dengar, media lihat dan media gerak perlu diperluas. Proses belajar tidak terbatas di ruang kelas, tetapi juga di luar kelas, bahkan sampai di luar sekolah.
4.             Bahan bidang studi yang makin bertambah itu dipelajari melalui berbagai pendekatan, baik pendekatan metode penyanmpaian pelajaran maupun media pembelajaran yang digunakannya.
Cara mengajarkan atau menyampaikan bahan bidang studi iu bermacan - macam sesuai dengan sifatnya. Pada umumnya banyak pengajar yang tidak mengenal jenis bahan bidang studi, padahal kalau dilihat dari sifatnya, bahan bidang studi itu menggunakan metode mengajar berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Jarang sekali pengajar menentukan metode mengajar berdasarkan jenis bahan bidang studi. Untuk itu ada beberapa cara dalam menyampaikan bahan bidang studi, antara lain sbb.
1.      Mengganti bahan bidang studi yang tidak sesuian lagi dengan perkembangan ilmu dan teknologi dengan bahan bidang studi baru, misalnya pelajaran menulis halus diganti dengan pelajaran menulis tegak tanpa tipis tebal.
2.      Mengembangkan sistem pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak, misalnya dalam pelajaran matematika, digalakkan pendekatan himpunan.
3.      Menerapkan prinsip belajar modern seperti cara - cara belajar siswa aktif. Kedudukan siswa sebagai penerima bahan pelajaran bergeser menjadi pengolah bahan pelajaran.
4.      Memilih dan menggunakan metode dan media yang bervariasi. Pemakaian metode belajar mengajar pemecahn masalah ditingkatkan. Teknik belajar lebih variatif dengan menggunakan tempat belajar yang tidak terbatas pada ruang tertentu. Misalnya Anda sebagai guru IPA(Biologi) dapat mengaja siswa belajar di kebun binatang untuk lebih mengenal kepada siswa tentang binatang yang ada  di Indonesia.

Dalam hal ini kita dapat melakukan uji coba beberapa cara dengan menggunakan satu atau beberapa cara sebagai upaya dalam melakukan tindakan kelas sehingga hasil penelitian  ( kebaikan atau kelemahan) dapat kita gunakan utuk kepentingan belajar mengajar dan dapat disosialisasikan kepada rekan - rekan di sekolah.
Beberapa kriteria dalam memilih bidang study, antara lain sebagai berikut:
1.        Bahan bidang study yang diajarkan bersifat fundamental
       Bidang study adalah paling mendasar untuk diajarkan dan perlu dikuasai oleh setiap anak. Dalam hal ini, ada dua prinsip belajar yang dapat membantu guru dalam mengajar; pertama, bahwa dalam mempelajari bahan bidang study dasar itu maka bahan - bahan lainnya diluar itu akan turut dipelajari ; kedua, bahwa dikuasainya pengetahuan bahan bidang studi dasar akan memberi landasan kepada penguasaaan bahan bidang studi lainnya.
2.        Bahan bidang studi yang hangat ( current event)
       Hal - hal yang terjadi imasyarakat dapat dijadian bahan untuk dimasukan kedalam bahan bidang studi yang diajarkan di sekolah. Bahan bidang studi ini dapat dijadikan bagian integrak dari kurikulm IPA atau IPS.
3.        Bahan bidang studi yang selalu dihadapi berulang - ulang oleh manusia dalam kehidupan sehari - hari (persisten life situation) seperti masalah -  masalah yang bertalian dengan kesehatan, ekonomi, pendidikan, kesenian , dan keterampilan. Bahan bidang studi ini perlu dipelajar sepanjang masa sehubungan dengan kebutuhan.
4.        Bahan bidang studi yang mengandung unsur pemecahan masalah.
       Untuk membina keterampilan memecahkan masalah, bahan bidang studi yang diajarkan harus mengandung unsur pemecahan masalah disamping cara mengajarkannya.
       Misalnya: siswa dihadapkan pada kasus longsor atau banjir yang sering melanda daerah tempat tinggalnya. Untuk itu Anda dapat mengajukan permasalahan tersebut dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta memikirkan bagaimana cara memecahkan masalah tersebut. Hal ini dapat Anda lakukan dengan mengadakan percobaan bersama siswa dalam bentuk praktikum mengadakan reboisasi atau penghijauan di daerahnya.
5.        Bidang studi yang praktis
       Artinya bahan yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari -  hari, contoh : bilangan  lebih praktis digunakan daripada , sebab bilangan  lebih banyak digunakan dipasaran daripada .


B.     KEMAMPUAN MENGAJAR
            Ada beberapa kemampuan yang perlu dibentuk dalam diri siswa antara lain yang berkaitan dengan kemampuan kognitifnya. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan bahan ajar yang berupa konsep - konsep, kemampuan psikomotor yang berhubungan dengan akivitas siswa dapat dicapai dengan memberikan materi yang dapat membangkitkan kreativitas yang bersifat praktik, serta memberikan pemahaman yang mendalam mengenai etika dan norma yang menunjang pembentukan aspek afektif.
            Untuk memberikan kejelasan dalam menyampaikan bahan ajar, Anda perlu memahami tujuan belajar siswa dan secara lebih luas lagi memahami betul tujuan pendidikan, baik yang bersifat nasional, kelembagaan, kurikuler, maupun tujun mata elajaran yang menjadi tanggung jawab Anda. Komponen pembelajaran saling berkait dalam suatu sistem pembelajaran.
            Untuk memperoleh ketrampilan ini Anda dapat melakukan:
1.        Latihan menganalisis tugas - tugas belajar.
2.        Latihan merumuskan tujuan - tujuan pembelajaran umum yang berpusat pada hasil belajar yang diharapkan.
3.        Latihan menetapkan indikator - indikator tingkah laku yang spesifik dari kata kerja yangdipakai oleh tujuan pembelajaran umum.
4.        Latihan memilih indikator - indikator yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
5.        Latihan merumuskan tujuan pembelajaran khusus pada indikator -  indikator terpilih.



C.    MENGENAL DAN MAMPU MENGGUNAKAN METODE MENGAJAR
Hubungan antara penguasaan materi ajar dengan kemampuan mngajar, sebagai berikut:
1.      Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar.
2.      Guru yang memiliki wawasan yang mendalam terhadap materi ajar akan lebih yakin di dalam merumuskan tujuan belajar mengajar di kelas.
3.      Guru yang sudah menguasai betul materi ajar yang akan di sampaikan kepada siswa akan berusaha memperhatkan kebutuhan dan kemampuan siswa yang dihadapinya dengan lebih bijaksana.
4.      Guru yang menguasai materi dengan baik senantiasa mencoba berbagai metode untuk diterapkan sesuai dengan perkembangan situasi dikelas dan tidak terlalu terikat dengan patokan persiapan mengajar yang sudah dirumuskan sebelum memasuki kelas.
5.      Guru yang mengusai betul materi ajar akan lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikam materi ajarnya.


Kegiatan Belajar 5
KEPUTUSAN SITUASIONAL DAN TRANSAKSIONAL
            Setelah menyimak beberapa kompetensi yang perlu dimiliki serta kaitan antara penguasaan materi dengan kemampuan mengajar, maka melalui kegiatan belajar mengajar ini akan dijelaskan mengenai keputusan pendidikan yang dilakukan oleh guru dalam persiapan dan pelaksanaan mengajar di kelas.
            Dalam menerapkan suatu kompetensi (program belajar mengajar), diperlukan lebih dari sekedar keterampilan. Pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam satu jam pertemuan memerlukan pengetahuan dan sikap tertentu. Di samping keterampilan teknis, aspek - aspek kepribadian lainnya seperti nilai - nilai dan temperamen berpengaruh terhadap suatu kompetensi. Bahkan seorang guru di dalam kesempatan yang berbeda mungkin menerapkan sesuatu perilaku mengajar secara bervariasi sesuai dengan tujuan, bahan pelajaran, peralatan, dan terlebih lagi siswa yang bervariasi.
            Untuk mewujudkan seperangkat pengalaman belajar, seorang guru perlu mengambil keputusan - keputusan tentang apa dan bagaimana pengalaman belajar yang dimaksud akan diwujudkan, berdasarkan analisis situasi, antara lain berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan (entry behavior) para siswa sehingga tersusunlah suatu rencana persiapan mengajar. Keputusan yang diambil guru ketika merancanag semua ini disebut dengan keputusan transaksional.
            Kedudukan proses pengambilan keputusan situasional dan transaksional dalam kegiatan belajar mengajar digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 : Aspek - aspek kompetensi keguruan ( Udi Turmudi, 1987)
           
            Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar seorang guru membuat perencanaan pengajaran yang bersifat situasional berdasarkan:
1.      Identifikasi kebutuhan - kebutuhan dan minat - minat siswa
2.      Tujuan - tujuan performan siswa
3.      Karakteritik materi
4.      Ketersediaan fasilitas serta ruang dan waktu
5.      Kemampuan guru
           
            Perencanaan yang sudah dibuat guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, ternyata dalam pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Untuk itu, guru dituntut mampu menyesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi secara aktual dan berkembang di lingkungan yang mempengaruhi terhadap kegiatanbelajar mengajar. Peristiwa yang berkembang secara aktual dalam proses belajar mengajar di kelas memungkinkan guru melakukan penyesuaian yang bersifat transaksional dengan faktor - faktor yang menentukan di dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya , guru lebih kreatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
            Faktor - faktor penentu aktualisasi peristiwa belajar mengajar dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2 : Faktor - faktor penentu aktualisasi peristiwa belajar mengajar
(Udi Turmudi, 1978:8)

            Faktor - faktor penentu aktualisasi peristiwa belajar mengajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Tujuan meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang ingin dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil kagiatan.
Guru sebelum melaksanakan kegiatan mengajar perlu memperhatikan kemampuan apa yang akan diperoleh siswa setelah menyelesaikan suatu pelajaran sehingga dalam praktiknya akan senantiasa mengacu kepada tujuan yang telah dirumuskan baik secara tujuan nasional, kelembagaan, kurikuler, maupun tujuan dari mata pelajaran yang akan disampaikannya.

2.      Siswa meliputi usia, kemampuan, minat, latar belakang, dan motivasi.
Karakteristik siswa yang mengikuti pembelajaran perlu mendapat perhatian, hal ini berkaitan dengan pemberian layanan apa yang tepat disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh siswa baik yang bersifat fisik maupun psikis yang tidak lepas dari kebutuhan siswa untuk megikuti kegiatan belajarnya di sekolah.
3.      Pengajar meliputi filosofi, kompetensi, kebiasaan, dan lain sebagainya.
Pengajar dalam hal ini guru merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan, untuk itu potensi yang dimilikinya harus senantiasa berkembang sehingga dalam melaksanakan tugas pendidikan dapat berjalan sesuai dengan pandangan hidupnya yang bertumpu kepada kemampuan diri sendiri secara maksimal dan menyenangkan.
4.      Materi atau bahan mata pelajaran yang berupa fakta, konsep keterampilan, dan lain sebagainya.
Sebagai program pengajaran yang harus disampaikan oleh guru dan diterima siswa maka materi yang akan disajikan perlu diperhatikan jenis dan bentuknya dalam hal ini perlu pengkajian lebih jauh apakah materi yang disampaikan berupa materi inti atau materi pengembangan sehingga dalam penyajiannya disesuaikan dengan sifat dari materi tersebut.
5.      Ketersediaan alat atau dana pengadaannya, dan waktu persiapan.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari sarana dan prasarana penunjang, dalam hal ini penyediaan alat dan dana untuk memperoleh serta memeliharanya perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, terutama yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan. Untuk itu kerja sama antara pemerintah, pihak sekolah, dan orang tua sangat diperlukan dalam menunjang proses keberhasilan pendidikan ini.
6.      Besar kelas, besar dan jumlah ruangan, dan jumlah jam pertemuan.
Keterbatasan daya tampung dan perlunya pelayanan yang maksimal dari pihak penyelenggara sekolah tidak lepas dari ketersediaan ruangan dan pengaturan jadwal kegiatan sehingga pengelolaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur, efektif, dan efisien sesuai dengan harapan semua pihak.
           
           
            Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan gambar di atas, selanjutnya perlu dipahami bahwa semua proses kegiatan belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari proses keputusan yang diambil oleh guru ketika mempersiapkan ataupun ketika melaksanakannya di kelas.
            Banyak hal yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Dahulu keputusan yang diambil oleh para guru cenderung harus diambil atas dasar pertimbangan jangka pendek, dari waktu ke waktu atau kejadian ke kejadian, yang seringkali bersifat kebijaksanaan. Keputusan jangka pendek ataupun jangka panjang menjadi semakin penting, baik sebelum pelajaran dimulai, selama pelajaran dimulai, maupun setelah pelajaran berakhir.
            Keputusan situasional berkaitan dengan pembuatan keputusan yang dinuat oleh guru sebelum pelajaran dimulai, sedangkan keputusan transaksional lebih menekankan pada tindakan selama pelajaran berlangsung yang merupakan penyesuaian terhadap situasi yang muncul dalam pelaksanaan belajar mengajar dengan mengaitkan pada persiapan pelajaran yang telah dibuat oleh  guru. Berikut ini contoh keputusan situasional dan transaksional:
Contoh keputusan situasional:
                        Seorang guru bernama Ibu Reni merencanakan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi. Dalam pembuatan satuan pelajaran dicantumkan tujuan pembelajaran khusus antara lain: siswa dapat menjelaskan pengertian energi, menjelaskan bentuk perubahan energi, menyebutkan 2 contoh perubahan energi listrik menjadi energi cahaya dan energi listrik menjadi energi panas. Kegiatan yang dirancang untuk siswa adalah membuat praktik perubahan energi listrik menjadi energi cahaya secara berkelompok yang dirancang untuk 30 orang siswa dengan membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa dengan peralatan baterai, 3 buah lampu senter kecil, seng, kabel, dan kayu. Waktu yang disediakan adalah 2 jam pelajaran.
Contoh keputusan transaksioanal:
                        Berdasarkan persiapan yang telah dibuat oleh Ibu Reni dalam perencanaan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi, ternyata ketika dibawa ke dalam situasi kelas pada peristiwa belajar mengajar ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan rancangannya. Dalam hal ini Ibu Reni perlu membuat penyesuaian dengan tidak menyimpang dari tujuan kurikulum.
                        Misalnya dari perencanaan pengajaran yang telah dibuat oleh Ibu Reni ternyata siswa yang hadir sejumlah 26 siswa, dan lampu senter kecil yang dapat digunakan adalah 2 senter. Dalam kondisi demikian Ibu Reni membuat keputusan untuk mengubah jumlah kelompok menjadi 5 yang terdiri dari 4 kelompok beranggotakan 5 orang, dan satu kelompok beranggotakan 6 orang. Untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran, guru menyiapkan lembaran kerja yang harus dilakukan siswa saat praktik. Karena keterbatasan alat, maka dua kelompok melakukan percobaan secara bergilir. Untuk lebih memberikan tugas agar mereka mencobanya di rumah sesuai dengan kelompoknya serta membuat laporan hasil percobaan.

            Dari uraian dan contoh di atas, maka dapat dipahami bahwa persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu keputusan situasional. Sedangkan kegiatan guru dalam menyesuaikan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang di kelas merupakan suatu keputusan transaksional.    























BAB III
PENUTUP


3. 1. Kesimpulan
            Penguasan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk keterampilan mengajar. Penguasaan materi/ bahan ajar dapat dibentuk dengan membaca buku. Untuk memberikan kejelasan dalam menyampaikan bahan ajar, Anda perlu memahami tujuan belajar siswa dan secara lebih luas lagi memahami betul tujuan pendidikan.
            Penguasaan bahan ajar dapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara melakukan pendekatan terhadap materi ajar. Guru yang menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi, senantiasa kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.
            Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu keputusan situasional. Sedangkan kegiatan guru dalam menyesuaikan kegiatan belajar - mengajar sesuai dengansituasi yang berkembang di kelas merupakan suatu keputusan Transaksional.
            Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis - situasi. Keputusan situasional diambil guru ketika menysun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pembelajaran.
            Keputusan Transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang bekaitan dengan pelaksakan dari keputusan situasionl berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari interaksi guru dengan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.
            Keputusan transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang berkembang dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.





DAFTAR PUSTAKA

Satori Djam’an, dkk. 2008. Materi Pokok Profesi Kependidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.
<#div style="t

Comments

Popular Posts