UAS PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

Nama  : MARIA ULFA CAHYANI
NIM    : 110210102054
Program Studi : Pendidikan Fisika
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan
Kelas : B Reg Indo




UJIAN AKHIR SEMESTER

1.      Contoh kasus teori pendidikan konvergensi pada seorang anak remaja yang nakal dengan latar belakang orang tua petani hidup di desa yang jauh dari keramaian.
Jawab:
Contohnya yaitu :
Sepasang petani di desa yang jauh dari keramaian memiliki seorang anak bernama Ikhsan yang sekarang berumur 13 tahun. Sejak kecil Ikhsan diajarkan mengenai pertanian oleh orang tuanya. Saat Ikhsan duduk di bangku SD, Ikhsan selalu membantu orang tuanya bertani sepulang sekolah hingga petang, kemudian  ia belajar di rumah. Di desa tersebut belum ada keluarga yang memiliki televisi, oleh karena itu anak-anak di sana tumbuh apa adanya. Suatu hari bibi Ikhsan yang bekerja di kota datang berkunjung setelah sekian lama meninggalkan desa. Bibi melihat Ikhsan yang setiap hari giat belajar sehingga bibi merasa perlu membawa Ikhsan ke kota agar Ikhsan dapat menambah wawasannya. Bibi bertanya pada Ikhsan “Ikhsan, kalau sudah besar kamu ingin jadi apa?”. Ikhsan menjawab “Ingin jadi petani, Bi.”. mendengar jawaban tersebut, orang tua dan bibi Ikhsan hanya tertawa.
Keesokan harinya Ikhsan dibawa ke kota oleh bibi. Setelah sampai di kota, Ikhsan dimasukkan ke SMP yang berjarak 1 km dari rumah bibi. Di sekolah, Ikhsan mendapat banyak teman baru dan suasana baru. Setiap pulang sekolah Ikhsan membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga bibi, tapi bibi menyuruh Ikhsan untuk bermain dengan teman-temannya agar Ikhsan bisa cepat beradaptasi. Hari-hari berikutnya, setiap pulang sekolah Ikhsan selalu bermain bersama teman-temannya. Setelah bermain hingga sore, Ikhsan pulang dan beristirahat. Ikhsan hanya belajar jika ada tugas sekolah saja. Setelah beberapa minggu di kota, Ikhsan terus bermain karena ia selalu menemukan permainan baru yang belum pernah ia temui di desa. Ikhsan yang dahulu bermain hingga sore, sekarang bermain sampai larut malam. Bibi menganggap itu hanya perilaku sementara karena Ikhsan baru pindah ke kota. Setelah dua bulan di kota, teman Ikhsan bertambah. Teman baru Ikhsan mengenalkan Ikhsan pada kehidupan anak-anak kota, dari merokok, balap liar, sampai minuman keras. Bibi tidak menyadari hal itu. Sampai akhirnya bibi melihat Ikhsan mencuri uang di dompet suami bibi. Bibi memarahi Ikhsan dan menanyakan mengapa Ikhsan mencuri. Ikhsan mengaku uangnya untuk digunakan saat ia bersama teman-temannya. Melihat perilaku Ikhsan yang sudah tidak baik, bibi melarang Ikhsan keluar rumah selain untuk bersekolah. Tapi Ikhsan malah kabur dengan teman-temannya hingga hampir seminggu tidak pulang. Bibi semakin khawatir dengan perilaku Ikhsan. Saat Ikhsan pulang, bibi memutuskan untuk mengembalikan Ikhsan ke desa agar perilaku Ikhsan dapat berubah.
Dari contoh tersebut, Ikhsan menjadi anak baik karena berasal dari keluarga yang baik. Ia bercita-cita menjadi petani karena berasal dari keluarga petani dan terbiasa bertani sejak kecil. Namun setelah ia pindah ke kota, ia menjadi anak yang nakal karena terpengaruh dengan teman-temannya di kota. Cerita tersebut mengenai contoh teori pendidikan konvergensi, yaitu teori pendidikan yang menyebutkan bahwa perilaku seorang anak dipengaruhi oleh dua faktor yaitu bakat dari lahir dan lingkungan. Jika bakat anak didukung oleh lingkungannya, maka bakat anak tersebut akan berkembang. Tetapi jika bakat anak tidak didukung oleh lingkungannya, maka lingkungan akan menjadi penghambat dari berkembangnya bakat tersebut.

2.      Analisis contoh berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS mengenai pendidikan untuk semua tidak memandang usia.
Jawab:
Pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut:
1.      Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2.      Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
3.      Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
4.      Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global;
5.      Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
Mengenai misi “membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar” diatur dalam Undang-Undang SISDIKNAS dan sudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a.       Pasal 1 ayat 10: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”
b.      Pasal 1 ayat 11: “Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.”
c.       Pasal 1 ayat 12: “Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.”
d.      Pasal 1 ayat 13: “Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.”
Dari Undang-Undang tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan disediakan untuk semua kalangan tanpa memandang usia. Sejak manusia lahir, manusia memulai pendidikan informal seperti disebutkan Pasal 1 ayat 13. Kemudian anak dapat mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini dangan batasan umur sejak lahir sampai enam tahun. Setelah itu anak dapat mengikuti Taman Kanak-kanak (TK) yang dilanjutkan dengan Sedolah Dasar (SD/Sederajat), Sekolah Menengah Pertama (SMP/Sederajat), Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/Sederajat), dan Perguruan Tinggi seperti disebutkan pada Pasal 1 ayat 10 dan 11. Selain melalui pendidikan formal, seseorang juga akan mengikuti pendidikan nonformal maupun informal seperti disebutkan pada Pasal 1 ayat 12 dan 13 sehingga pendidikan adalah untuk semua dan tidak memandang usia, manusia menempuh pendidikan (informal, formal, ataupun nonformal) sejak lahir hingga akhir hayatnya.

3.      Sumbangan pendidikan nonformal terhadap perkembangan pendidikan anak di sekolah.
Jawab:
Contoh pendidikan nonformal antara lain: Taman Kanak-kanak, Taman Pendidikan Al-Qur’an, Kelompok belajar, lembaga kursus, sanggar, lembaga pelatihan, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, dan sebagainya.
Sumbangan pendidikan nonformal terhadap perkembangan pendidikan anak di sekolah. Untuk Taman Kanak-kanak atau TK, di TK anak diajari membaca, menulis, berhitung, menggambar, dan bernyanyi. Manfaat dari pendidikan di TK ini sangat jelas karena saat memasuki Sekolah Dasar (SD), anak sudah bisa membaca dan menulis sehingga guru bisa mengembangkan ke pelajaran lain seperti pelajaran Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Agama, dan lain-lain.
Contoh lain yaitu lembaga kursus, misalnya lembaga kursus bahasa Inggris. Dengan kursus ini, anak akan mengembangkan pengetahuan bahasa Inggrisnya, tentunya pengetahuan ini dapat menambah prestasi akademik anak di sekolah dalam pelajaran Bahasa Inggris, karena di lembaga kursus anak akan diajari dengan teori beserta praktiknya.
Lembaga pendidikan nonformal berperan penting dalam pendidikan anak di sekolah. Lembaga pendidikan nonformal yang berhubungan langsung dengan pelajaran anak di sekolah dapat menambah nilai akademik anak. Sedangkan lembaga pendidikan nonformal yang berhubungan dengan suatu keahlian/keterampilan tertentu (misalnya karate) akan membuat anak lebih disiplin dan menggunakan waktunya dengan baik sehingga anak akan memiliki waktu yang cukup untuk belajar, bermain, dan mengembangkan bakatnya.


Comments

Alhamdulillah dapat nilai A :-)

Popular Posts