MAKALAH DAN LAPORAN PENELITIAN GLOBAL WARMING
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Angin
merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi
unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan.
Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawahnya. Ketika angin banyak
mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim
hujan. Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan
kelembaban udara dan dapat pula menurunkan suhu udara.
Kelembaban
merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap
aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan salah satu faktor ekologis
yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian,
keragaman vertical dan horizontal.
Kelembaban
udara juga merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi / keadaan cuaca
dan iklim di suatu wilayah tertentu. Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah
kandungan uap air yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan
wilayah (tempat) tertentu.
Suhu udara
adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul-molekul.
Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk
memindahkan (transfer) panas ke benda- benda lain atau menerima panas dari
benda-benda lain tersebut.
Suhu dan
kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah,
maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban
tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi
bergelombang karena naik turunnya suhu udara.
Kelembaban
udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka
kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu
udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara
sehingga muatan air dalam udara menurun.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana perbandingan suhu di dalam dan diluar ruangan?
2.
Bagaimana perbandingan kelembapan
udara di dalam dan diluar ruangan?
3.
Bagaimana hubungan suhu dan kelembaban udara?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui perbedaan suhu di dalam dan di luar
ruangan.
2.
Mengetahui perbedaan kelembaban udara di dalam
dan di luar ruangan.
3.
Mengetahui hubungan suhu dan kelembaban udara
BAB 2. TINJAUAN
PUSTAKA
A. Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan
derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu
adalah thermometer. Suhu
udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan
molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan
benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda- benda lain atau
menerima panas dari benda-benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda
yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi. Dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan
indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah
termometer untuk mengukur suhu dengan valid. Dimana suhu udara diukur dengan termometer dan disebut suhu
kering.
Termometer dibuat dengan mendasarkan sifat-sifat fisik dari
suatu zat (bahan), misalnya pengembangan benda padat, benda cair, gas dan juga
sifat merubahnya tahanan listrik terhadap suhu. Alat yang digunakan untuk
mengukur suhu – suhu yang tinggi disebut Pyrometer, misalnya Pyrometer radiasi,
digunakan untuk mengukur suhu benda yang panas dan tidak perlu menempelkan alat
tersebut pada benda yang diukur suhunya. Suhu tidak berdimensi sehingga untuk
mengukur derajat suhu, pertama-tama ditentukan 2 titik tertentu yang
disesuaikan dengan suatu sifat fisik suatu benda tertentu.Kemudian diantara dua
buah titik yang telah di tentukan tersebut di bagi – bagi dalam skala – skala,
yang menunjukan derajat – derajat suhu. Skala-skala tersebut merupakan
pembagian suhu dan bukan satuan daripada suhu. Dengan demikian suhu 30°C tidak
berarti 3 x 10°C, dan 10°C berarti skala derajat C ke sepuluh (Stasiun Metereologi,
2005).
·
Termometer
Termometer
adalah alat untuk mengukur suhu.. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama
thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga
perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun
ada juga beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan
pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca.
Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala
yang membuat para ilmuwan kebingungan. Hal ini memberi inspirasi pada Anders
Celcius (1701-1744) sehingga pada tahun 1742, dia memperkenalkan skala yang
digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberi naman sesuai dengan
namanya, yaitu Skala Celcius.
Apabila benda didinginkan terus maka
suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti untuk bergerak,
kondisi ini disebut dengan kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa
menjawab masalah ini maka Lord Kevin (1842-1907) menawarkan skala baru yang
diberi nama Kelvin.Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K
ketika air mendidih sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273 Derajat
Celcius. Selain Skala tersebut ada juga Skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk
Reamur Air membeku pada suhu 0 Derajat Reamur dan mendidih pada suhu 80 Derajat
reamur, sedangkan pada skala Fahrenheit air membeku pada Suhu 32 Derajat
Fahrenheit dan mendidih pada suhu 212 Derajat fahrenheit.
Termometer
Menurut isinya dibagi menjadi termometer cair, termometer padat, dan termometer
digital. Semua termometer ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Berdasarkan penggunaanya, Termometer Klinis, Termometer Lab, dan lain-lain.
·
Hygromete
Hygrometer adalah sejenis alat untuk mengukur
tingkat kelembapan
relatif pada suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container)
penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry
box penyimpanan kamera. Kelembapan yang rendah akan mencegah pertumbuhan
jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut. Bentuk sederhana Hygrometer
adalah khusus dikenal sebagai Psychrometer dan terdiri dari dua Thermometer,
salah satunya termasuk umbi kering dan salah satu yang termasuk bohlam yang
disimpan basah untuk mengukur suhu basah-bola lampu.
a)
Kegunaan Alat dan Aplikasi
Adapun
kegunaan dari Hygrometer adalah untuk mengukur kelembapan relatif (RH)
dalam suatu ruangan ataupun keadaan tertentu. Hygrometer diaplikasi
dalam berbagai hal untuk penelitian, pengukuran kelembapan dalam suatu area dan
lainnya.
Hygrometer
terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan
temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur
kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. Skala kelembaban biasanya
ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius.
Ada
bentuk hygrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa termometer yang
dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada raksa pada
termometer yang satu untuk mengukur kelembaban dan yang lainnya mengukur suhu.
Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan
haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat
dilakukan dengan mengipas alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas.
b)
Prinsip Kerja dan Cara Pemakaian
Adapun
prinsip kerja dari Hygrometer yaitu dengan menggunakan dua Thermometer.
Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan
yang kedua untuk mengukur suhu udara jenuh/ lembab (bagian bawah Thermometer
diliputi kain/kapas yang basah). Thermometer Bola Kering membiarkan
tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
Sedangkan Thermometer Bola Basah membuat tabung air raksa dibasahi agar
suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang
diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.
Hygrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang
satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat
yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. Skala kelembaban
biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius
B. Kelembapan Udara
Kelembapan udara (humidity gauge) adalah
jumlah uap air diudara (atmosfer). Kelembapan adalah konsentrasi uap
air di udara.
Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan
spesifik atau kelembapan relatif. Alat yang
digunakan untuk mengukur kelembapan disebut dengan Higrometer.
Sebuah humidistat digunakan
untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah
pengawal lembap (dehumidifier).
Kelembapan udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam
udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara
hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara
banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat
menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air.
Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk
suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan
perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada
0 °C (32 °F).
Ada dua istilah kelembapan udara yaitu
kelembapan tinggi dan kelembapan rendah. Kelembapan tinggi adalah jumlah uap
air yang banyak diudara, sedangkan kelembapan rendah adalah jumlah uap air yang
sedikit diudara.
Kelembapan udara dapat dinyatakan
sebagai kelembapan udara absolut, kelembapan nisbi (relatif), maupun defisit
tekanan uap air.Kelembapan absolut adalah kandungan uap air yang dapat
dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya per satuan volume (kg/m3).
Kelembapan nisbi (relatif) adalah perbandingan kandungan (tekanan) uap air
actual dengan keadaan jenuhnya (g/kg). Defisit tekanan uap air adalah selisih
antara tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual.
1.
Kelembapan
absolut
2.
Kelembapan
spesifik
Kelembapan
spesifik adalah metode untuk
mengukur jumlah uap air di udara dengan rasio terhadap uap air di udara kering.
Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap air, mw, per kilogram
udara, ma .
3.
Kelembapan relatif / Nisbi
Kelembapan
Relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang
terkandung di udara pada suhu yang sama. Kelembaban nisbi membandingkan antara
kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau apda kapasitas
udara untuk menampung uap air.
Misalnya pada suhu 270C,
udara tiap-tiap 1 m3 maksimal
dapat memuat 25 gram uap air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka
lembab udara pada waktu itu sama dengan .
4.
Kerapatan
Uap Air
Massa
uap air per satuan volume udara yang mengandung uap air tersebut.(kelembaban
mutlak)
ρv = mv /V
Keterangan : Ρv = kerapatan uap air (kg m-3)
Mv= massa uap air (kg) pada volume udara
sebesar V
V
= volume udara (m3)
Pada daerah lembab seperti di
daerah tropis, ρv
akan lebih tinggi daripada daerah temperate yang relatif kering terutama pada
musim dingin (winter). Pada musim dingin kapasitas udara untuk menampung uap
air menjadi kecil.
5.
Tekanan
Uap Air
Hukum
Gas Ideal :
ea = n R T/V
ea = Tekanan uap air (mb)
R = Tetapan gas umum (8.3143 J K-1 mol -1)
T = suhu mutlak (K)
V = volume udara (m3)
Jumlah mol adalah n = m/Mv dan Mv
= 18.016 untuk uap (H2O), serta ρv
= mv /V, maka berdasarkan persamaan di atas, maka tekanan uap ditentukan oleh
kerapatan uap air (ρv ) serta suhu udara (T).
6.
Kelembapan Spesifik
Perbandingan
antara massa uap air (mv), dengan massa udara lembab, yaitu massa
udara kering (md) bersama-sama uap air tersebut (mv)
q = m/(md + mv)
Nisbah campuran (r) (mixing
ratio), massa uap air dibandingkan dengan massa udara kering
C. Tekanan Udara
Faktor kedua yang mempengaruhi
dinamika cuaca adalah tekanan udara, yaitu tenaga yang bekerja untuk
menggerakkan massa udara dalam satuan wilayah tertentu dari suatu tempat ke
tempat lainnya. Tekanan udara sangat dipengaruhi tingkat kepadatan atau
kerapatan (densitas) massa udara.
Semakin tinggi kerapatan udara, semakin tinggi pula tekanannya. Berbeda dengan ting kat
kerapatan yang berbanding lurus dengan tekanan udara, suhu di suatu wilayah
berbanding terbalik dengan tekanan udaranya. Semakin tinggi suhu udara, semakin
rendah tekanan udaranya. Hal ini dikarenakan suhu yang tinggi menyebabkan udara
di daerah itu memuai dan menjadi renggang.
Alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat dinamakan Barometer, yang menggunakan skala milimeter
air raksa (mm Hg), milibar (mb), atau atmosfer (atm). Perbandingan ketiga skala
tersebut adalah 1 atm = 760 mm Hg = 1013,25 mb. Ada 3 macam barometer yang
biasa kita temui di stasiun-stasiun pengamat cuaca, yaitu sebagai berikut.
1. Barometer Air Raksa, yang menggunakan skala milimeter air
raksa.
2.
Barometer Aneroid,
yang menggunakan skala milibar.
3.
Barograf, yaitu
barometer otomatis yang mencatat sendiri tekanan udara setiap waktu pada kertas
barogram dengan skala milibar.
Berbagai daerah di muka
Bumi ada yang memiliki tekanan udara sama, namun ada pula yang berbeda. Pada
peta, wilayah yang memiliki tekanan udara paling tinggi dibandingkan dengan
daerah-daerah tekanan tinggi, biasanya digunakan simbol (+).
Wilayah yang memiliki
tekanan udara paling rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lain di
sekitarnya dinamakan daerah pusat tekanan minimum atau tekanan rendah, biasanya
digunakan simbol (-). Pada peta cuaca, daerah-daerah yang memiliki tekanan
udara sama dihubungkan dengan garis-garis konsentris yang dinamakan isobar.
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara,
karena geraknya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi
sampai batas atmosfer. Satuannya : 1 atm = 76 cmHg. Tekanan 1 atm disebut
sebagai tekanan normalTekanan udara makn berkurang dengan
penambahan tnggi tempt. Sebagai ketentuan, tiap naik 300 m tekanan udara akan
turun 1/30 x. Tekanan udara mengalir dar tempat yang mempunya tekanan tinggi ke
tempat yang memiliki tekanan lebh rendah, dapat secara vertikal atau horizontal.
Tekanan udara merupakan tenaga yang
bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu.
Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb).
Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut
sebagai isobar. Tekanan udara memiliki beberapa variasi. Tekanan udara dibatasi
oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang berbeda, besarnya juga
berbeda.
Udara mempunyai massa/berat besarnya
tekanan diukur dengan barometer. Barograf adalah alat pencatat
tekanan udara.Tekanan udara dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang
menghubunkan tekanan udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid
sebagai alat pengukur ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa
digunakan untuk mengukur ketinggian pesawat terbang.
Tekanan
atmosfer tidaklah seragam di semua tempat. Tidak semata terjadi permukaan yang
cepat dengan naiknya ketinggian, tetapi pada suatu ketinggian tertentupun ada
varian dari suatu tempat ke tempat yang lain serta dari waktu ke waktu yang
lainnya, meskipun tidak sebesar variasi yang disebabkan oleh ketinggian yang
berbeda.
Tekanan udara
antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain dan pada lokasi tertentu dapat
berubah secara dinamis dari waktu ke waktu. Perbedaan atau perubahan tekanan
uadara ini terutama disebabkan oleh pergeseran garis edar matahari, keberadaan
bentang laut dan ketinggian tempat.
a.
Barometer air raksa.
Barometer
air raksa adalah barometer yang menggunakan air raksa untuk mengukur tekanan
udara. Barometer ini biasanya digunakan untuk mengukur tekanan udara luar.
Barometer air raksa terdiri atas tabung kaca, bejana dan air raksa. Pada
barometer ini terdapat skala cm Hg, sehingga pengukuran tekanan udara dengan
menggunakan barometer air raksa dinyatakan dalam satuan cmHg. Barometer yang
digunakan Torrocelli dalam percobaannya menggunakan barometer air raksa. Selain
barometer air raksa seperti yang digunakan Torricelli, ada barometer jenis
lainnya, yaitu barometer Siphon. Barometer Shiphon terdiri atas bejana
berhubungan U yang salah satu kakinya panjang dan tertutup, sedangkan kaki yang
lain pendek dan terbuka, serta diisi dengan air raksa. Ketika terjadi
peningkatan tekanan udara, permukaan air raksa pada kaki bejana yang lebih
panjang mengalami kenaikan. Jika tekanan udara turun, maka permukaan air raksa pada
bejana berkaki pendek naik, dan permukaan air raksa pada bejana yang berkaki
panjang akan turun. Besar tekanan udara yang diukur dapat dilihat pada skala
yang terdapat pada bejana yang berkaki panjang.
b.
Barometer logam.
Barometer
logam biasa disebut dengan barometer aeroid. Berbeda dengan yang lain,
barometer ini tidak menggunakan zat cair untuk mengukur tekanan udara, tetapi
menggunakan logam. Barometer ini mempunyai ukuran yang cukup kecil untuk
dibawa. Barometer logam biasa digunakan para pendaki gunung dan penerbang.
Di dalam kotak logam tersebut terdapat udara yang bertekanan sangat rendah,
maka korak logam akan mengalami perubahan bentuk karena adanay perbedaan
tekanan antara udara luar dengan udara dalam kotak. Perubahan ini akan
menggunakan jarum penunjuk akan menunjukkan besar tekanan udara luar yang
dideteksinya. Jarum petunjuk tersebut akan merujuk satu angka pada skala
barometer yang berbentuk lingkaran.
c.
Barometer air.
Barometer
air pertama kali digunakan oleh Otto van Genricke. Pada dasarnya, prinsip kerja
barometer air raksa, perbedaannya terletak pada zat cair pengisi yang digunakan
dan juga panjang tabung yang digunakan. Jika barometer air raksa, zatcair
pengisi menggunakan air raksa maka pada barometer, zat cair pengisinya berupa
air. Karena massa jenis air lebih kecil daripada massa jenis air raksa, maka
panjang tabung yang digunakan pada barometer air dapat diukur.
BAB 3. PEMBAHASAN
A. Tempat Penelitian
Tempat
penelitian yang dipilih adalah di dalam ruangan dan di luar ruangan. Disini kami melakukan pengukuran pada
suhu, kelembaban. Di dapatkan data sebagai berikut :
Untuk Penelitian di
luar
ruangan:
Pukul: 07.00 (Pagi)
Pengukuran 3 kali
setiap 1 menit
1. Lapangan
|
2. Di
Dalam Kampus
|
||||
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
27
|
55
|
28
|
62
|
27
|
65
|
26
|
55
|
28
|
62
|
26
|
65
|
26
|
55,5
|
28
|
62.5
|
27
|
65
|
Pukul : 12.46 (Siang)
Pengukuran 3
kali setiap 1 menit
1. Lapangan
|
2. Di
Dalam Kampus
|
3. Di Bawah pohon
|
|||
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
32,5
|
58
|
30
|
64
|
31
|
61
|
32,5
|
58
|
29
|
64
|
30
|
61
|
32
|
59
|
30
|
65
|
31
|
61
|
Pukul: 18.30
(Malam)
Pengukuran 3
kali setiap 1 menit
1. Lapangan
|
2. Di
Dalam Kampus
|
3. Di Bawah pohon
|
|||
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
27
|
58
|
27,5
|
64
|
26
|
63
|
27
|
57
|
27,5
|
64
|
27
|
63
|
27
|
56
|
27,5
|
64
|
27
|
63
|
Untuk penelitian di dalam ruangan :
Pukul: 09.45
(Pagi)
Pengukuran 3
kali setiap 1 menit
1. Kamar
Kost
|
2. Sebelah
Kamar Mandi
|
3. Halaman
Kost
|
|||
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
27,5
|
41
|
28
|
40,5
|
28,5
|
40
|
27,5
|
41
|
28
|
40,5
|
29
|
39,5
|
27,5
|
41
|
28
|
40,5
|
29
|
39,5
|
Pukul: 16.50
(Sore)
Pengukuran 3
kali setiap 1 menit
1. Kamar
Kost
|
2. Sebelah
Kamar Mandi
|
3. Halaman
Kost
|
|||
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
28,5
|
41
|
28,5
|
42
|
28,5
|
43
|
28
|
41
|
28,5
|
42
|
28,5
|
43
|
28
|
41
|
28,5
|
42
|
28,5
|
43
|
Pukul : 20.30
(Malam)
Pengukuran 3
kali setiap 1 menit
1. Kamar
Kost
|
2. Sebelah
Kamar Mandi
|
3. Halaman
Kost
|
|||
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
Suhu
![]() |
Kelembapan %
|
28,5
|
37
|
28,5
|
38
|
28,5
|
26
|
28,5
|
37
|
28,5
|
38
|
28,5
|
26
|
28,5
|
37
|
28,5
|
38
|
28,5
|
26
|
Analisis data
menggunakan SPSS :
·
Komparatif
a.
Rumusan
masalah pertama :
Bagaimana perbandingan suhu di luar dan di dalam
ruangan ?
b. Hipotesis
Penelitian
·
Rata-rata suhu di luar ruangan lebih besar daripada di dalam ruanagan.
c. Hipotesis
Statistik
·
Ho: Tidak ada perbedaan Rata-rata suhu di luar ruangan lebih besar daripada di dalam ruanagan.
·
H1: Rata-rata suhu di luar ruangan lebih besar daripada di dalam ruanagan.
d. Uji
Statistik
Menggunakan
uji independent t-test
e. Uji
Statistik yang Digunakan
Uji
Normalitas
f. Kriteria
Uji Hipotesis
H0
diterima jika nilai sig. > α
H1
diterima jika nilai sig. < α
g. Hasil
Analisis SPSS
Group Statistics
|
|||||
KONDISI
|
N
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
|
SUHU
|
DiLuarRuangan
|
27
|
28.315
|
2.0529
|
.3951
|
DiDalamRuangan
|
27
|
28.315
|
.3958
|
.0762
|
Independent Samples Test
|
||||||||||
Levene's Test for Equality of Variances
|
t-test for Equality of Means
|
|||||||||
F
|
Sig.
|
t
|
df
|
Sig. (2-tailed)
|
Mean Difference
|
Std. Error Difference
|
95% Confidence Interval of the
Difference
|
|||
Lower
|
Upper
|
|||||||||
SUHU
|
Equal variances assumes
|
43.572
|
.000
|
.000
|
52
|
1.000
|
.0000
|
.4024
|
-.8074
|
.8074
|
Equal variances not assumes
|
.000
|
27.931
|
1.000
|
.0000
|
.4024
|
-.8243
|
.8243
|
Karena
nilai signifikansinya = 0,5 lebih besar dari α (0,05) maka H0
diterima dan H1 ditolak.
Kesimpulan :
Tidak ada perbedaan Rata-rata suhu di luar ruangan lebih besar daripada
di dalam ruangan.
a.
Rumusan
masalah kedua :
Bagaimana perbandingan kelembapan udara di luar dan di
dalam ruangan?
b.
Hipotesis Penelitian
·
Rata-rata kelembapan udara di luar ruangan lebih
besar daripada di dalam ruanagan.
c. Hipotesis
Statistik
·
Ho: Tidak
ada perbedaan Rata-rata kelembapan
udara di luar ruangan lebih besar daripada di dalam ruanagan.
·
H1: Rata-rata kelembapan udara di luar ruangan lebih
besar daripada di dalam ruanagan.
d. Uji
Statistik
Menggunakan
uji independent t-test
e. Uji
Statistik yang Digunakan
Uji
Normalitas
f. Kriteria
Uji Hipotesis
H0
diterima jika nilai sig. > α
H1
diterima jika nilai sig. < α
g. Hasil
Analisis SPSS
Group Statistics
|
|||||
KONDISI
|
N
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
|
KELEMBAPAN
|
DiLuarRuangan
|
27
|
61.093
|
3.4251
|
.6592
|
DiDalamRuangan
|
27
|
38.593
|
4.8853
|
.9402
|
Independent Samples Test
|
||||||||||
Levene's Test for Equality of Variances
|
t-test for Equality of Means
|
|||||||||
F
|
Sig.
|
t
|
df
|
Sig. (2-tailed)
|
Mean Difference
|
Std. Error Difference
|
95% Confidence Interval of the
Difference
|
|||
Lower
|
Upper
|
|||||||||
KELEMBAPAN
|
Equal variances assumed
|
.258
|
.614
|
19.595
|
52
|
.000
|
22.5000
|
1.1482
|
20.1959
|
24.8041
|
Equal variances not assumed
|
19.595
|
46.587
|
.000
|
22.5000
|
1.1482
|
20.1895
|
24.8105
|
Karena
nilai signifikansinya = 0,00 lebih kecil dari α (0,05) maka H0
ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan :
Rata-rata kelembapan
udara di luar ruangan lebih
besar daripada di dalam ruanagan.
·
Korelasi
a. Rumusan
Masalah ketiga :
Bagaimana
hubungan antara suhu dan kelembapan udara ?
b. Hipotesis
Penelitian
Ada hubungan positif antara suhu dan kelembapan udara.
c.
Hipotesis Statistik
H0 : Tidak ada hubungan positif antara suhu dan kelembapan udara.
H1 : Ada hubungan positif antara suhu dan kelembapan udara.
d.
Kriteria
Pengujian
H0 diterima (H1ditolak) apabila t0≤ t tabel
H0 ditolak (H1diterima) apabila t0> t table
Dengan catatan:
·
KK
= 0,00 : Tidak ada
·
0,00<
KK< 0,20 :
korelasi sangat rendah atau
lemah sekali
·
0,2<KK< 0,40 : korelasi rendah atau lemah tapi pasti
·
0,41<KK< 0,70 :
korelasi sedang atau cukup
berarti
·
0,70<KK< 0,90 :
korelasi tinggi atau kuat
·
0,90<KK<1,00 :
korelasi sangat tinggi
atau kuat sekali
·
KK=
1,00 : korelasi sempurna
e. Pemilihan
Analisis yang digunakan
Analisis Korelasi dengan uji Pearson
f. Hasil
Analisis
Descriptive Statistics
|
|||
Mean
|
Std. Deviation
|
N
|
|
KELEMBAPAN
|
49.843
|
12.1001
|
54
|
SUHU
|
28.315
|
1.4643
|
54
|
Dari tabel Descriptive
Statistics dari 54 sampel
yang di ambil didapat informasi mengenai rata – rata kelembapan
adalah 49,843 dengan
simpangan atau standart deviasi 12,1001. Dan rata – rata suhu adalah 28,315 dengan
simpangan atau standart deviasi 1,4643
Correlations
|
|||
KELEMBAPAN
|
SUHU
|
||
KELEMBAPAN
|
Pearson Correlation
|
1
|
-.013
|
Sig. (1-tailed)
|
.462
|
||
N
|
54
|
54
|
|
SUHU
|
Pearson Correlation
|
-.013
|
1
|
Sig. (1-tailed)
|
.462
|
||
N
|
54
|
54
|
Berdasarkan table Correlations di atas
didapatkan informasi bahwa nilai Probabilitas (Sig) = 0.462 > 0,01 maka, H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian antara suhu dan kelembapan udara, tidak ada
hubungan yang signifikan. Nilai korelasi (koefisien
korelasi) pada perbandingan Pearson Correlation, dari suhu dan kelembapan udara adalah -0.013
(tidak ada hubungan)
Kesimpulan :
Tidak
ada hubungan antara suhu dan kelembapan udara.
Analisis menggunakan One-Way Anova :
1.
Suhu di dalam
ruangan dan di luar ruangan :
ONEWAY KONDISI BY SUHU
/STATISTICS DESCRIPTIVES EFFECTS HOMOGENEITY BROWNFORSYTHE WELCH
/PLOT MEANS
/MISSING ANALYSIS.
Oneway
Descriptives
|
|||||||||||||||
KONDISI
|
|||||||||||||||
N
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error
|
95% Confidence Interval for Mean
|
Minimum
|
Maximum
|
Between- Component Variance
|
||||||||
Lower Bound
|
Upper Bound
|
||||||||||||||
26
|
4
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||||||
27
|
8
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||||||
27.5
|
6
|
1.50
|
.548
|
.224
|
.93
|
2.07
|
1
|
2
|
|||||||
28
|
9
|
1.67
|
.500
|
.167
|
1.28
|
2.05
|
1
|
2
|
|||||||
28.5
|
16
|
2.00
|
.000
|
.000
|
2.00
|
2.00
|
2
|
2
|
|||||||
29
|
3
|
1.67
|
.577
|
.333
|
.23
|
3.10
|
1
|
2
|
|||||||
30
|
3
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||||||
31
|
2
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||||||
32
|
1
|
1.00
|
.
|
.
|
.
|
.
|
1
|
1
|
|||||||
32.5
|
2
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||||||
Total
|
54
|
1.50
|
.505
|
.069
|
1.36
|
1.64
|
1
|
2
|
|||||||
Model
|
Fixed Effects
|
.308
|
.042
|
1.42
|
1.58
|
||||||||||
Random Effects
|
.181
|
1.09
|
1.91
|
.188
|
|||||||||||
Test of Homogeneity of Variances
|
|||
KONDISI
|
|||
Levene Statistic
|
df1
|
df2
|
Sig.
|
47.522a
|
8
|
44
|
.000
|
a. Groups with only one case are ignored in
computing the test of homogeneity of variance for KONDISI.
|
ANOVA
|
|||||
KONDISI
|
|||||
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
Between Groups
|
9.333
|
9
|
1.037
|
10.951
|
.000
|
Within Groups
|
4.167
|
44
|
.095
|
||
Total
|
13.500
|
53
|
Robust Tests of Equality of Meansb
|
||||
KONDISI
|
||||
Statistica
|
df1
|
df2
|
Sig.
|
|
Welch
|
.
|
.
|
.
|
.
|
Brown-Forsythe
|
.
|
.
|
.
|
.
|
a. Asymptotically F distributed.
|
||||
b. Robust tests of equality of means cannot be
performed for KONDISI because at least one group has the sum of case weights
less than or equal to 1.
|
2.
Kelembapan di
dalam ruangan dan di luar ruangan :
ONEWAY KONDISI BY KELEMBAPAN
/STATISTICS DESCRIPTIVES EFFECTS HOMOGENEITY BROWNFORSYTHE WELCH
/PLOT MEANS
/MISSING ANALYSIS.
Oneway
Descriptives
|
|||||||||||
KONDISI
|
|||||||||||
N
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error
|
95% Confidence Interval for Mean
|
Minimum
|
Maximum
|
|||||
Lower Bound
|
Upper Bound
|
||||||||||
26
|
3
|
2.00
|
.000
|
.000
|
2.00
|
2.00
|
2
|
2
|
|||
37
|
3
|
2.00
|
.000
|
.000
|
2.00
|
2.00
|
2
|
2
|
|||
38
|
3
|
2.00
|
.000
|
.000
|
2.00
|
2.00
|
2
|
2
|
|||
39
|
2
|
2.00
|
.000
|
.000
|
2.00
|
2.00
|
2
|
2
|
|||
40
|
4
|
2.00
|
.000
|
.000
|
2.00
|
2.00
|
2
|
2
|
|||
41
|
6
|
2.00
|
.000
|
.000
|
2.00
|
2.00
|
2
|
2
|
|||
42
|
3
|
2.00
|
.000
|
.000
|
2.00
|
2.00
|
2
|
2
|
|||
43
|
3
|
2.00
|
.000
|
.000
|
2.00
|
2.00
|
2
|
2
|
|||
55
|
3
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||
56
|
1
|
1.00
|
.
|
.
|
.
|
.
|
1
|
1
|
|||
57
|
1
|
1.00
|
.
|
.
|
.
|
.
|
1
|
1
|
|||
58
|
3
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||
59
|
1
|
1.00
|
.
|
.
|
.
|
.
|
1
|
1
|
|||
61
|
3
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||
62
|
2
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||
62.5
|
1
|
1.00
|
.
|
.
|
.
|
.
|
1
|
1
|
|||
63
|
3
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||
64
|
5
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||
65
|
4
|
1.00
|
.000
|
.000
|
1.00
|
1.00
|
1
|
1
|
|||
Total
|
54
|
1.50
|
.505
|
.069
|
1.36
|
1.64
|
1
|
2
|
|||
Test of Homogeneity of Variances
|
|||
KONDISI
|
|||
Levene Statistic
|
df1
|
df2
|
Sig.
|
.a
|
14
|
.
|
.
|
a. Groups with only one case are ignored in
computing the test of homogeneity of variance for KONDISI.
|
ANOVA
|
|||||
KONDISI
|
|||||
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
Between Groups
|
13.500
|
18
|
.750
|
.
|
.
|
Within Groups
|
.000
|
35
|
.000
|
||
Total
|
13.500
|
53
|
Robust Tests of Equality of Meansb
|
||||
KONDISI
|
||||
Statistica
|
df1
|
df2
|
Sig.
|
|
Welch
|
.
|
.
|
.
|
.
|
Brown-Forsythe
|
.
|
.
|
.
|
.
|
a. Asymptotically F distributed.
|
||||
b. Robust tests of equality of means cannot be
performed for KONDISI because at least one group has the sum of case weights
less than or equal to 1.
|
3.
Suhu dan
kelembapan udara :
ONEWAY SUHU BY KELEMBAPAN
/STATISTICS DESCRIPTIVES EFFECTS HOMOGENEITY BROWNFORSYTHE WELCH
/PLOT MEANS
/MISSING ANALYSIS.
Oneway
Descriptives
|
||||||||||||||||
SUHU
|
||||||||||||||||
N
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error
|
95% Confidence Interval for Mean
|
Minimum
|
Maximum
|
Between- Component Variance
|
|||||||||
Lower Bound
|
Upper Bound
|
|||||||||||||||
26
|
3
|
28.500
|
.0000
|
.0000
|
28.500
|
28.500
|
28.5
|
28.5
|
||||||||
37
|
3
|
28.167
|
.2887
|
.1667
|
27.450
|
28.884
|
28.0
|
28.5
|
||||||||
38
|
3
|
28.500
|
.0000
|
.0000
|
28.500
|
28.500
|
28.5
|
28.5
|
||||||||
39
|
2
|
28.500
|
.0000
|
.0000
|
28.500
|
28.500
|
28.5
|
28.5
|
||||||||
40
|
4
|
28.375
|
.2500
|
.1250
|
27.977
|
28.773
|
28.0
|
28.5
|
||||||||
41
|
6
|
28.000
|
.5477
|
.2236
|
27.425
|
28.575
|
27.5
|
28.5
|
||||||||
42
|
3
|
28.000
|
.0000
|
.0000
|
28.000
|
28.000
|
28.0
|
28.0
|
||||||||
43
|
3
|
28.833
|
.2887
|
.1667
|
28.116
|
29.550
|
28.5
|
29.0
|
||||||||
55
|
3
|
26.333
|
.5774
|
.3333
|
24.899
|
27.768
|
26.0
|
27.0
|
||||||||
56
|
1
|
27.000
|
.
|
.
|
.
|
.
|
27.0
|
27.0
|
||||||||
57
|
1
|
27.000
|
.
|
.
|
.
|
.
|
27.0
|
27.0
|
||||||||
58
|
3
|
30.667
|
3.1754
|
1.8333
|
22.778
|
38.555
|
27.0
|
32.5
|
||||||||
59
|
1
|
32.000
|
.
|
.
|
.
|
.
|
32.0
|
32.0
|
||||||||
61
|
3
|
30.667
|
.5774
|
.3333
|
29.232
|
32.101
|
30.0
|
31.0
|
||||||||
62
|
2
|
28.000
|
.0000
|
.0000
|
28.000
|
28.000
|
28.0
|
28.0
|
||||||||
62.5
|
1
|
28.000
|
.
|
.
|
.
|
.
|
28.0
|
28.0
|
||||||||
63
|
3
|
26.667
|
.5774
|
.3333
|
25.232
|
28.101
|
26.0
|
27.0
|
||||||||
64
|
5
|
28.300
|
1.1511
|
.5148
|
26.871
|
29.729
|
27.5
|
30.0
|
||||||||
65
|
4
|
27.500
|
1.7321
|
.8660
|
24.744
|
30.256
|
26.0
|
30.0
|
||||||||
Total
|
54
|
28.315
|
1.4643
|
.1993
|
27.915
|
28.715
|
26.0
|
32.5
|
||||||||
Model
|
Fixed Effects
|
1.0486
|
.1427
|
28.025
|
28.605
|
|||||||||||
Random Effects
|
.3004
|
27.684
|
28.946
|
1.0952
|
||||||||||||
Test of Homogeneity of Variances
|
|||
SUHU
|
|||
Levene Statistic
|
df1
|
df2
|
Sig.
|
7.828a
|
14
|
35
|
.000
|
a. Groups with only one case are ignored in
computing the test of homogeneity of variance for SUHU.
|
ANOVA
|
|||||
SUHU
|
|||||
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
Between Groups
|
75.161
|
18
|
4.176
|
3.797
|
.000
|
Within Groups
|
38.488
|
35
|
1.100
|
||
Total
|
113.648
|
53
|
Robust Tests of Equality of Meansb
|
||||
SUHU
|
||||
Statistica
|
df1
|
df2
|
Sig.
|
|
Welch
|
.
|
.
|
.
|
.
|
Brown-Forsythe
|
.
|
.
|
.
|
.
|
a. Asymptotically F distributed.
|
||||
b. Robust tests of equality of means cannot be
performed for SUHU because at least one group has the sum of case weights
less than or equal to 1.
|
Dari
hasil penelitian yang tersaji dalam data diatas dapat kita ketahui bahwa
terdapat perbedaan antara suhu yang terukur di dalam ruangan terbuka dengan
suhu yang terukur di ruangan tertutup, meskipun perbedaan suhu yang tidak
terlalu signifikan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perbedaan suhu paling dapat teramati terjadi saat
siang hari dan di ruangan terbuka, hal ini dikarenakan saat siang hari
merupakan puncak radiasi matahari, didalam ruangan tertutup, radiasi matahari
tidak sepenuhnya bisa masuk dikarenakan adanya atap rumah yang dapat
memantulkan sebagian radiasi matahari. Sehingga didapatkan perbedaan suhu yang
cukup signifikan.
Pada
pagi hari, rata-rata suhu yang terukur di ruangan terbuka dan rata-rata suhu
yang terukur di ruangan tertutup cenderung identik, hal ini dikarenakan pada
pagi hari radiasi matahari dapat tersebar merata baik didalam maupun diluar
ruangan.
Pada
sore atau malam hari, suhu di luar ruangan cenderung lebih dingin daripada suhu
didalam ruangan. Hal ini dikarenakan diluar ruangan sudah tidak lagi terkena
radiasi matahari, sedangkan didalam ruangan suhu cenderung lebih hangat
dikarenakan adanya radiasi dari cahaya lampu.
Bila dilihat pada waktu pengukuranya, waktu
siang memiliki kelembapan udara yang paling rendah, hal ini dikarenakan adanya
panas matahari yang tinggi. Sedangkan kelembapan paling tinggi berada pada
waktu sore/malam hari yang disebabkan karena tidak adanya lagi aliran panas
dari matahari. Sedangkan pada pagi hari kelembapan bersifat sedang yang
dikarenakan masih adanya aliran panas matahari meskipun sedikit.
PENUTUP
Saran
Pengamatan
yangdilakukan hanyalah pengamatan singkat yang dilakukan beberapa hari sehingga
harus dimaklumi bahwa menghasilkan data dan pengamatan yang sederhana. Dengan
demikian untuk memperoleh hasil yang lebih sempurna dan lebih detail perlu
dilakukan observasi jangka panjang dalam interval beberapa minggu atau beberapa
bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013. Pengertian Tekanan Udara. http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2013/07/pengertian-tekanan-udara.html
[ di akses tanggal 1 April 2014]
Anonim,2014.
Tekanan udara.
http://km.ristek.go.id/assets/files/BPPT/214%20-%20D%20-%20S/Tinjauan%20Pustaka.pdf
Ari,
Punto. 2013. Tekanan udara.
http://eprints.uns.ac.id/3317/1/142641208201012371.pdf
Saputra,
Wanda. 2014. Macam-Macam Alat Ukur. http://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/12/macam-macam-alat-ukur/
[ di akses tanggal 30 Mei
2014 ]
Siregar.
2013. Penetapan Suhu dan Kelembaban di beberapa Permukaan Bervegetasi. http://weldyarnikhosiregar.wordpress.com/laporan-kuliah-2/laporan-agroklimatologi/penetapan-suhu-dan-kelembaban-di-beberapa-permukaan-bervegetasi/
[ di akses tanggal 1 April 2014 ]
Comments