Sampah Organik dan Anorganik
PENGOLAHAN SAMPAH
ORGANIK DAN ANORGANIK
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas mata
kuliah IPA Terpadu Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun
Oleh:
Maria
Ulfa Cahyani 110210102054
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Penyusunan
tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan kewajiban kami sebagai mahasiswa
serta agar mahasiswa yang lain dapat melakukan kegiatan seperti yang kami
lakukan. Dalam tugas ini kami akan membahas mengenai “Pengolahan
Sampah Organik dan Anorganik”. Dengan ini kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung kami terutama kepada
dosen mata kuliah IPA Terpadu selaku pembimbing kami.
Tiada gading yang tak retak, demikian pepatah mengatakan.
Kami sadari tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan kami.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga tugas ini
bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Jember,
05 Nopember 2012
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .. . . . . . . .i
Kata
Pengantar . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Daftar Isi. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB
I.
Pendahuluan
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .iv
Tujuan. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .
. . . . . . . . . . . . . .. v
Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . v
BAB
II. Pembahasan
Definisi Sampah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
. . .1
Sampah Organik.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Sampah Anorganik
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 5
BAB
III. Penutup
Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . 8
DAFTAR
PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . 9
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
1. Latar belakang
Dengan bertambahnya jumlah penduduk
dunia, maka akan bertambah pula sampah yang akan di hasilkannya. Maka bagaimana
cara pengolahan sampah menjadi sangat penting untuk dibahas. Jika pada tahun
2011 saja jumlah penduduk dunia mencapai 7 milliar, maka pada tahun 2050
jumlahnya diperkirakan mencapai 9,3 milliar (BPS, 2011). Tidak ada data yang
pasti mengenai sampah yang ada di Indonesia maupun di dunia. Namun dapat
diperkirakan bahwa dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia ini maka
kebutuhan akan pemenuhan akan meningkat dan konsekuensi lainnya adalah
peningkatan jumlah sampah.
Permasalahan sampah tidak hanya
terjadi di Indonesia, tetapi hampir disemua negara di belahan bumi ini. Dan di
Indonesiapun permasalahan sampah tidak hanya terjadi di satu kota saja, tapi
terjadi di beberapa kota, terutama kota
besar.
Di Indonesia dengan semakin
meningkatnya jumlah sampah maka pola lama pengelolaan sampah di Indonesia yang
berupa pengumpulan-pengangkutan-pembuangan (P3) mulai bergeser ke
pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan residu (P4). sebagaimana
diundangkannya UURI No 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah. Selain itu dalam
rencana nasional Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat juga telah dicantumkan
bahwa penangan sampah memerlukan upaya mulai dari partisipasi masyarakat hingga
pemerintah. Pengolahan sampah menjadi sangat penting karena sangat berpengaruh
pada biaya pengolahan. Sampah yang tercampur akan membutuhkan biaya pengolahan
yang lebih mahal. Oleh karena kunci dari pengelolaan sampah adalah pemilahan,
atau pemisahan antara jenis sampah yang satu dengan jenis sampah yang lain.
Lalu bagaimana pengolaan sampah
yang berasal dari rumah tangga akan di bahas dalam makalah ini. Dimana dalam
proses pengolahannya masyarakat berperan dalam pengolahan dan pemanfaatkan
sampah organik dan sampah anorganik.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa
maksud dari sampah organik dan anorganik?
2. Bagaimana
cara mengolah sampah organik?
3. Bagaimana
cara mengolah sampah anorganik?
1.3
Tujuan
1. Menjelaskan
tentang maksud dari sampah organik dan anorganik.
2. Menjelaskan
tentang cara mengolah sampah organik.
3. Menjelaskan
tentang cara mengolah sampah anorganik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Sampah
Menurut UU Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat. Atau sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah terbagi atas dua yaitu sampah organik
dan sampah anorganik.
A.
SAMPAH
ORGANIK
Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau
(sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan
organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan
lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
a) Jenis-Jenis
Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk
hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi
menjadi :
• Sampah Organik Basah.
Istilah sampah organik basah
dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit
buah dan sisa sayuran.
• Sampah Organik Kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah
organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh
sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan
dedaunan kering.
b) Dampak
Sampah Organik
1. Dampak
terhadap Kesehatan
Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
•
Penyakit diare,
kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur
air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat
dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
•
Penyakit jamur dapat
juga menyebar (misalnya jamur kulit).
•
Penyakit yang dapat
menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit
yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke
dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
•
Sampah beracun: banyak
kejadian orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi
oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik
yang memproduksi baterai dan akumulator.
2. Dampak
terhadap Lingkungan
Cairan
rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan
lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian
sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi
tinggi dapat meledak.
c) Prinsip
Pengolahan Sampah Organik
Berikut
adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan
sampah.Prinsip-prinsip ini yaitu:
•
Mengurangi
Sebisa
mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin
banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
•
Menggunakan kembali
Sebisa
mungkin memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali.
•
Mendaur Ulang
Sebisa
mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua
barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan
industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
•
Mengganti
Teliti
barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa
dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
d) Cara
Mengolah Sampah Organik
Pengomposan
sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya. Hanya
yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam
pencampuran bahan baku proses pengomposan. Pengomposan secara sederhana bisa
dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Pengomposan
Menggunakan Drum Plastik
Pengomposan
menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah rumah
tangga.
Alat
dan bahan:
o Ember
atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang) dengan kapasitas
minimum 100 kg.
o Bioaktivator
cair (metode aerob) atau bioaktivator padat (metode anaerob).
o Bahan
baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak,
susu, kotoran anjing, kucing, dan babi).
Cara Membuat
·
Cacah bahan baku
hingga berukuran 2-5 cm.
·
Taburkan bioktivator
OrgaDec 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata.
·
Siram dengan air
hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung masukkan ke
dalam drum plastik.
·
Inkubasi selama 1-2
minggu, tergantung dari bahan bakunya.
·
Pada hari ketiga atau
hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar
aerasi di dalam drum berlangsung baik.
2. Proses
Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)
Bahan:
o Jerami
kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja
yang dapat difermentasi (20 bagian).
o Kompos
yang sudah jadi (2 bagian).
o Dedak
1 bagian.
o Dectro
disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan).
o Air
disesuaikan dengan dosis (20 liter).
Cara
Membuat
·
Cacah atu giling bahan
baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang
sudah jadi.
·
Larutkan Dectro ke
dalam air.
·
Siramkan secara merata
larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar airnya mencapai
45-50%.
·
Tumpuk campuran bahan
baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu tutup
menggunakan karung goni.
·
Pertahankan temperatur
40-600 C.
·
Setelah 24 jam, kompos
aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
B.
SAMPAH
ANORGANIK
Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan
yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu
yang sangat lama. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui
seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan
ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian
lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini
pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik,
dan kaleng.
a) Jenis-Jenis
Sampah Anorganik
Contoh sampah dari sampah anorganik
adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan,
pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng bekas, botol bekas, bahkan
kertas, dan lain-lain.
Sampah jenis ini, melihat fisiknya
keras maka baik untuk peninggian tanah rendah atau dapat pula untuk memperluas
jalan setapak. Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah dari logam dapat
kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna, batu-batuan untuk mengurug
tanah yang rendah atau memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur
kembali dan dijadikan barang-barang berguna, dan tulang-belulang bila
dihaluskan (dan diproses) dapat unutk pupuk dan lain-lain.
b) Dampak
Sampah Anorganik
1. Gangguan
Kesehatan
·
Timbulan sampah dapat
menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan infeksi;
·
Timbulan sampah dapat
menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus
2. Menurunnya
kualitas lingkungan
3. Menurunnya
estetika lingkungan
Timbunan sampah
yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk
dipandang mata;
4. Terhambatnya
pembangunan negara
Dengan
menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan pengunjung atau
wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata tersebut karena merasa tidak
nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi.
Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga
menurun.
c) Cara
Mengolah Sampah Anorganik
Sampah
anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami. Dengan kreativitas, sampah ini
bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan. Ada beberapa sampah yang bisa
dimanfaatkan:
•
Sampah kertas
Sampah
kertas bisa dikumpulkan menjadi satu bagian yang dipisahkan dari sampah
lainnya. Entah selanjutnya dibuang ke tempat sampah atau dijual ke tukang loak,
minimal kita sudah memudahkan langkah para pengelola sampah untuk melakukan
pengolahan tingkat lanjut. Kumpulan sampah kertas bisa dibuat berbagai macam
jenis kerajinan tangan, seperti topeng, patung, dan kertas daur ulang. Nilai
jual sampah kertas daur ulang jauh lebih tinggi dari sekadar sampah kertas
biasa. Kertas daur ulang bisa dijual ke pengrajin sebagai bahan pembuat
kerajinan tangan, atau Anda sendiri yang membuat karya seni yang menghasilkan.
•
Sampah kaleng
Banyak
sekali kemasan kaleng yang digunakan untuk barang-barang keperluan sehari-hari.
Sementara sumber daya tambang tidak dapat diperbaharui, jika bisa pun butuh
waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk membentuknya. Suatu saat bahan tambang
tersebut akan habis dieksplorasi. Oleh karena itu, akan bijak jika kita ikut
andil dalam gerakan menyukseskan daur ulang. Kaleng baja 100% dapat didaur
ulang karena siklus hidupnya tidak akan pernah berakhir.
Membuat
baja dari kaleng bekas hanya memerlukan 75% energi yang digunakan untuk membuat
baja dari bijih besi. Itu berarti, setiap kita mendaur ulang 1 ton baja, akan
dihemat 1.131 kg bijih besi, 633 kg batu bara, dan 54 kg kapur.
Perlakuan
kaleng bekas tergantung jenis kegunaan wadahnya. Kaleng bekas wadah makanan
memiliki tutup yang cenderung tajam, sebaiknya bagian itu dimasukkan ke arah
dalam, lalu digepengkan untuk menghemat ruang di tempat sampah. Kaleng cat
harus dibersihkan dari sisa-sisa catnya dengan kertas koran dan biarkan kering,
kemudian digepengkan. Kertas kaleng minyak goreng juga begitu. Kaleng yang
mengandung aerosol, seperti parfum dan cat semprot harus ditangani hati-hati,
jangan ditusuk atau digepengkan. Untuk kaleng drum bisa dimanfaatkan sebagai
tempat sampah atau pot.
•
Sampah botol
Botol
kaca memiliki nilai tinggi, apalagi masih utuh. Jika sudah tidak utuh akan
didaur ulang lagi bersama dengan berbagai jenis kaca lainnya untuk dicetak
menjadi botol baru. Harga sampah botol bekas minuman lebih rendah karena
bentuknya khusus sehingga pembelinya terbatas perusahaan minuman itu. Botol
kecap lebih mahal karena banyak produk yang bisa dikemas dengan botol itu.
•
Sampah plastik
Saat
ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar sampah plastik
seperti tas, dompet, cover meja, dan tempat tisu.
•
Sampah B3 (limbah
berbahaya dan beracun)
Limbah
B3 ternyata bisa menghasilkan uang. Cairan cuci cetak film (fixer), bisa
menghasilkan perak murni. Memang diperlukan pengetahuan proses kimia yang
memadai karena melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun.
•
Sampah kain
Sampah
kain bisa digunakan untuk cuci motor atau sebagai bahan baku kerajinan. Pakaian
yang sudah tidak terpakai, tapi masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang
membutuhkan, atau dijual dengan harga miring. Sisa kain atau kain perca juga
dimanfaatkan untuk banyak aplikasi bisa selimut, tutup dispenser, magic jar,
dan lainnya.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1)
Sampah sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
2)
Sampah organik adalah
sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan
yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).
3) Sampah
anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara
biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama.
4) Cara
pengolahan sampah organik adalah dengan melakukan pengomposan.
5) Cara
mengolah sampah anorganik adalah dengan kreativitas, sampah ini bisa didaur
ulang untuk beragam kebutuhan karena sampah anorganik tidak dapat terdegradasi
secara alami.
DAFTAR
PUSTAKA
Artiningsih, NKA, 2008. Peran
Serta Masyarakat Dalam Pengeloaan Sampah Rumah Tangga. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Cristian. H. 2008. Modifikasi
Sistem Burner. Jakarta: Universitas Indonesia.
Darto, K. A. 2007. Kisah
Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
Faizah. 2008. Pengelolaan
Sampah Berbasis Masyarakat. Semarang: Universitas Diponegoro.
Sulistyawati E dan Ridwan N. Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan sebagai Pupuk Organik dalam
Meningkatkan Produktivitas dan Menurunkan Biaya Produksi Budidaya Padi. Bandung:
ITB.
Comments